Jumat, 30 Oktober 2015

aplikasi asam basa



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
       Asam-basa adalah sub bahasan yang hampir selalu ada dalam setiap materi perluliahan mahasiswa kimia. Menurut pengertian yang umum digunakan asam adalah senyawa yang menghasilkan H+ jika didalam air, dan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion OH- didalam air, namun perlu diperhatikan bahwa itu hanyalah satu dari sekian banyak pengertian dari asam dan basa. Namun asam basa ini masih sangat kurang pemahaman atau aplikasinya di dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dalam kenyataanya asam dan basa yang banyak terdapat dalam kehidupan sekitar kita.
       Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk membantu teman-teman atau pembaca dalam memahami aplikasi asam dan basa dalam lingkungan sehari-hari, baik dibidang industri maupun kehidupan masyarakat sekitar.

1.2  Rumusan masalah
       Apa aplikasi atau manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari?

1.3  Tujuan penulisan
      Mengetahui aplikasi atau manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari?











BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Aplikasi Asam-Basa
        Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu asam organik dan asam mineral.
       Asam organik berasal dari sumber alami (tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
a.         Pemanfaatan Reaksi asam-basa di bidang kesehatan.
Di bidang kesehatan, prinsip reaksi asam-basa dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maag, sengatan lebah, dan sengatan tawon.
Sakit maag disebabkan kelebihan asam yang diproduksi lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lender lambung. Di dalam lambung, makanan digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil untuk dialirkan ke duodenum (bagian awal dari usus kecil). Lambung dapat memproduksi asam lambung yang mengandung asam klorida dan pepsin (hormone pencernaan). Asam tersebut berfungsi mengatur pencernaan makanan.
Meskipun asam klorida bersifat korosif, asam klorida tidak merusak lapisan lambung karena tubuh manusia dikaruniai Tuhan lapisan mukosa yang berfungsi melindungi lambung dan alat pencernaan lainnya dari kekorosifan asam. Jadi, dalam kondisi normal, asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan. Jika produksi asam di lambung berlebih, menyebabkan lapisan mukosa berlubang sehingga lambung menjadi luka.
Untuk menurunkan asam lambung yang berlebihan dapat digunakan obat maag. Obat maag yang biasa dikenal dengan nama antacid mengandung senyawa basa atau garam bersifat basa. Senyawa basa di dalam obat maag dapat menetralkan asam lambung sehingga dapat mengatasi gejala sakit maag. Senyawa basa atau garam bersifat basa yang terkandung dalam obat maag, diantaranya magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, aluminium karbonat, kalsium karbonat dan natrium bikarbonat.
Prinsip reaksi asam dan basa juga dapat digunakan untuk mengobati sengatan lebah dan tawon. Berdasarkan hasil penelitian, sengatan lebah mengandung campuran asam amino, asam formiat, asam klorida, dan asam fosfat. Adapun sengatan tawon mengandung senyawa basa. Dengan mengetahui jenis senyawa yang terkandung dalam sengatan lebah dan tawon, kita dapat memprediksi cara mengobati sengatan lebah dan tawon. Asam yang terkandung dalam sengatan lebah dapat dinetralkan dengan mengoleskan senyawa basa, seperti sabun ke kulit yang tersengat. Adapun basa yang terkandung dalam sengatan tawon dapat dinetralkan dengan menambahkan senyawa asam, seperti asam cuka.

b.   Pemanfaatan reaksi asam basa di bidang pertanian
        Keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan. Semakin asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah yang bersifat asam dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam dapat disuburkan kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung CaCO3 dan MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah hingga membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa yang dapat menetralkan sifat asam pada tanah.

        Bahan lain yang juga dapat digunakan untuk menurunkan keasaman adalah abu sisa  pembakaran kayu. Abu kayu kaya akan kalium. Semakin keras kayunya, semakin bagus kandungan kaliumnya. Kalium dapat bereaksi dengan air membentuk kalium hidroksida, (KOH), yang bersifat basa.
        Selain keasaman, kesuburan tanah juga berkaitan dengan kebasaan. Seperti halnya tanah masam, tanah yang terlalu basa akan mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan dapat membuat tanaman keracunan. Tanah yang bersifat basa dapat dinetralkan dengan penambahan belerang atau bahan organic yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Pemberian belerang yang bersifat asam akan menetralkan sifat basa dari tanah.
c.         Contoh apliksai asam basa dalam laboraturium
Titrasi asam-basa
(Dewi Lidiawati, Dinar, Elsa, Hariati, Mustofa Mansyur, Serly Yufianti, Srirahayu, 2012)
1.        Tujuan percobaan
       Melakukan titrasi asam basa menggunakan indikator.
2.        Alat dan bahan
a)        Alat
a.       Pipet volume 10 mol berfungsi
b.      Erlenmeyer 3 buah berfungsi sebagai tempat penyimpanan larutan
c.       Corong berfungsi untuk membantu memasukan larutan ke dalam buret
d.      Buret 10 ml berfungsi untuk menitrasi larutan
e.       Statif dan Klem berfungsi sebagai pemegang buret
f.       Botol semprot                
g.      Batang pengaduk
b)   Bahan
a.       Larutan HCl 0,1 M
b.      Larutan NaOH 0,2 M
c.       Indikator phenolftalein
d.      Kertas lakmus
3.        Prosedur kerja
a.       Mengisi buret dengan larutan Naoh 0,2 M
b.      Dengan menggunakan pipet ukur 10 ml. Memasukan 10 ml larutan HCl 0,1 M  ke dalam labu Erlenmeyer. Mengukur pH dengan indikatir kertas lakmus. Menambahkan 3 tetes indikator phenolftalein.
c.       Mencatat keadaan awal (skala) dalam buret. Teteskan 1ml  larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl denagn hati-hati. Mengukur pH larutan
d.      Melanjutkan titrasi sampai perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda. Mengukur ph larutan.
e.       Mencatat keadaan akhir buret dan volume NaOH yang dipakai
f.       Menambahkan lagi 1 ml larutan NaOH dari buret dan mengukur pH larutan , dan mengulangi titrasi paling sedikit dua kali.
4.        Hasil pengamatan

No

Titrasi
Pembacaan Buret (ml)
Awal
Akhir

1
2
3

I
II
III

0,00
6,10
12,10


5,10
11,10
17,50

No
Tirasi
PH larutan
Awal
Titik ekuivalen
Titik akhir titrasi
I
Asam
Netral
Basa
II
Asam
Netral
Basa
III
Asam
Netral
Basa
5.        Pembahasan
        Kadar keasaman suatu senyawa dapat dihitungan menitrasi asam atau basa dengan menggunakan metode asidimetri dan alkalidimetri. Pada percobaan ini dibahas tentang bagaimana suatu senyawa dapat dihitung kadarnya dengan menggunakan metode alkalimetri. Metode alkalimetri adalah penitrasian suatu asam dengan menggunakan larutan baku basa sebagai titran. Titik terakhir titarasi ditandai dengan perubahan warna pada larutan titer yang ditambahkan indikator.
        Pada percobaan ini digunakan sampel asam klorida yang akan dihitung kadar keasamannya dengan menggunakan larutan baku NaOH. NaOH digunakan sebagai larutan standar dalam penentuan kadar asam, karena NaOH merupakan basa kuat.
       Indikator tang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator phenolftalain yang dipake dalam penentuan senyawa asam yang ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi pink.indikator phenolftalain digunakan dalam penentuan asam karena trayek pH untuk indikator phenolftalein yaitu 8,3-10,0.
       Larutan asam klorida yang telah ditambahkan 3 tetes phenolftalain berubah warna menjadi pink dan bersifat asam. Kemudian ditambahkan NaOH sampai larutan berubah menjadi ungu sebanyak 5,1 ml dan bersifat netral. Pada saat penambahan 5,1 ml NaOH  larutan bersifat netral karena jumlah mol ion OH- yang ditambahkan kelarutan sama dengan jumlahmol ion H+ yang semula ada. Kemudian ditambahkan 1ml NaOH dan lautan bersifat basa karena jumlah mol OH- lebih nayak dibandingkan jumlah mol ion H+.
Maka pada akhir titrasi larutan bersifat basa.
6.        Kesimpulan
a.       Tirasi pertama volume NaOH yang digunakan sebanyak 6,10ml.
b.      Keadaan awal buret yaitu 0,00,keaadaan akhir sebanyak 17,50ml.
c.       NaOH yang digunakan sebanyak 18,5ml.
d.      Pada setiap titrasi(1-3) keadaan awalnya bersifat asam,setelah ditambah 3 tetes phenolftalain,kemudian ditambah NaOH bersifat netral,dan ditambahkan 1ml NaOH sehingga keadaan akhirnya bersifat basa.


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
       Terdapat banyak aplikasi dan manfaat asam basa dalam kehidupan baik dalam lingkungan sekitar atau pun dalam bidang induatri salah satu contoh asam dan basa dalam kehidupan lingkungan sekitar yaitu asam terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk, dan basa terdapat dalam sabun yang sehari-harinya kita gunakan.
3.2    Saran
        Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak terdapat contoh asam basa, oleh sebab itu kami sebagai penulis mengharapkan kepada pembaca untuk tidak berhenti untuk mencari bahan bacaan yang lain.





















DAFTAR PUSTAKA
Lilis.2012.Manfaat Asam Dan Basa(Onlain). Http://Lilisbogspot.Com2012/9/16.        Diakses Pada 4November2014
Dwi,Riris.2012.Asam Basa Dalam Kehidupan Sehari-Hari.(Online). Http://Ririsdwi Blogspot.Com2012/6/12. Diakses Pada 4November2014.
Lidiawati,Dewi dkk.2012.Laporan Praktikum Netralisasi Asam Basa. Palopo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar