BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Asam-basa adalah sub bahasan yang hampir selalu ada dalam setiap materi
perluliahan mahasiswa kimia. Menurut pengertian yang umum digunakan asam adalah
senyawa yang menghasilkan H+ jika didalam air, dan basa adalah
senyawa yang menghasilkan ion OH- didalam air, namun perlu
diperhatikan bahwa itu hanyalah satu dari sekian banyak pengertian dari asam
dan basa. Namun asam basa ini masih sangat kurang pemahaman atau aplikasinya di
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dalam kenyataanya asam dan basa yang
banyak terdapat dalam kehidupan sekitar kita.
Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk membantu teman-teman atau
pembaca dalam memahami aplikasi asam dan basa dalam lingkungan sehari-hari,
baik dibidang industri maupun kehidupan masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan
masalah
Apa aplikasi atau manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
penulisan
Mengetahui aplikasi atau manfaat asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aplikasi
Asam-Basa
Asam dapat dengan mudah kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makanan, minuman, buah-buahan, air hujan
bahkan di dalam tubuh kita. Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan menjadi 2 kelompok,
yaitu asam organik dan asam mineral.
Asam organik berasal dari sumber alami
(tumbuhan dan hewan), umumnya bersifat asam lemah. Contoh asam organik adalah
asam sitrat terdapat dalam buah jeruk, asam format terdapat dalam
gigitan/sengatan semut dan sengatan lebah dan asam asetat yang terdapat dalam
cuka makan. Asam mineral adalah senyawa asam seperti asam klorida (asam
lambung) terdapat dalam sistem pencernaan manusia dan hewan. Asam mineral
banyak juga dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
umumnya bersifat asam kuat. Contoh asam mineral adalah asam klorida yang
digunakan secara luas dalam industri, asam sulfat untuk aki mobil dan asam
fluorida yang biasanya digunakan pada pabrik kaca.
a.
Pemanfaatan Reaksi asam-basa di bidang kesehatan.
Di bidang kesehatan, prinsip reaksi asam-basa
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maag, sengatan lebah, dan sengatan tawon.
Sakit maag disebabkan kelebihan asam yang diproduksi
lambung sehingga menyebabkan iritasi di selaput lender lambung. Di dalam
lambung, makanan digiling kembali menjadi bentuk yang lebih kecil untuk
dialirkan ke duodenum (bagian awal dari usus kecil). Lambung dapat memproduksi
asam lambung yang mengandung asam klorida dan pepsin (hormone pencernaan). Asam
tersebut berfungsi mengatur pencernaan makanan.
Meskipun asam klorida bersifat korosif, asam klorida
tidak merusak lapisan lambung karena tubuh manusia dikaruniai Tuhan lapisan
mukosa yang berfungsi melindungi lambung dan alat pencernaan lainnya dari
kekorosifan asam. Jadi, dalam kondisi normal, asam diperlukan untuk membantu
pencernaan dalam mengolah makanan. Jika produksi asam di lambung berlebih,
menyebabkan lapisan mukosa berlubang sehingga lambung menjadi luka.
Untuk menurunkan asam lambung yang berlebihan dapat
digunakan obat maag. Obat maag yang biasa dikenal dengan nama antacid
mengandung senyawa basa atau garam bersifat basa. Senyawa basa di dalam obat
maag dapat menetralkan asam lambung sehingga dapat mengatasi gejala sakit maag.
Senyawa basa atau garam bersifat basa yang terkandung dalam obat maag,
diantaranya magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, aluminium karbonat,
kalsium karbonat dan natrium bikarbonat.
Prinsip reaksi asam dan basa juga dapat digunakan
untuk mengobati sengatan lebah dan tawon. Berdasarkan hasil penelitian,
sengatan lebah mengandung campuran asam amino, asam formiat, asam klorida, dan
asam fosfat. Adapun sengatan tawon mengandung senyawa basa. Dengan mengetahui
jenis senyawa yang terkandung dalam sengatan lebah dan tawon, kita dapat
memprediksi cara mengobati sengatan lebah dan tawon. Asam yang terkandung dalam
sengatan lebah dapat dinetralkan dengan mengoleskan senyawa basa, seperti sabun
ke kulit yang tersengat. Adapun basa yang terkandung dalam sengatan tawon dapat
dinetralkan dengan menambahkan senyawa asam, seperti asam cuka.
b. Pemanfaatan
reaksi asam basa di bidang pertanian
Keasaman tanah berkaitan dengan
kesuburan. Semakin asam tanah tersebut, semakin berkurang kesuburannya. Tanah
yang bersifat asam dikenal dengan istilah tanah masam. Tanah yang bersifat asam
dapat disuburkan kembali dengan cara menaburkan kapur dolomite yang mengandung
CaCO3 dan MgCO3 ke dalam tanah. CaCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
hingga membentuk Ca(OH)2. Adapun MgCO3 akan bereaksi dengan air di dalam tanah
sehingga membentuk Mg(OH)2. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 merupakan senyawa basa yang
dapat menetralkan sifat asam pada tanah.
Bahan lain yang juga dapat digunakan
untuk menurunkan keasaman adalah abu sisa
pembakaran kayu. Abu kayu kaya akan kalium. Semakin keras kayunya,
semakin bagus kandungan kaliumnya. Kalium dapat bereaksi dengan air membentuk
kalium hidroksida, (KOH), yang bersifat basa.
Selain keasaman, kesuburan tanah juga
berkaitan dengan kebasaan. Seperti halnya tanah masam, tanah yang terlalu basa
akan mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan dapat membuat tanaman keracunan.
Tanah yang bersifat basa dapat dinetralkan dengan penambahan belerang atau
bahan organic yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Pemberian belerang yang
bersifat asam akan menetralkan sifat basa dari tanah.
c.
Contoh apliksai asam basa dalam
laboraturium
Titrasi
asam-basa
(Dewi
Lidiawati, Dinar, Elsa, Hariati, Mustofa Mansyur, Serly Yufianti, Srirahayu,
2012)
1.
Tujuan percobaan
Melakukan titrasi asam basa menggunakan indikator.
2.
Alat dan bahan
a)
Alat
a.
Pipet volume 10 mol berfungsi
b.
Erlenmeyer 3 buah berfungsi sebagai
tempat penyimpanan larutan
c.
Corong berfungsi untuk membantu
memasukan larutan ke dalam buret
d.
Buret 10 ml berfungsi untuk menitrasi
larutan
e.
Statif dan Klem berfungsi sebagai
pemegang buret
f. Botol
semprot
g.
Batang pengaduk
b) Bahan
a.
Larutan HCl 0,1 M
b.
Larutan NaOH 0,2 M
c.
Indikator phenolftalein
d.
Kertas lakmus
3.
Prosedur kerja
a. Mengisi
buret dengan larutan Naoh 0,2 M
b. Dengan
menggunakan pipet ukur 10 ml. Memasukan 10 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer. Mengukur pH dengan
indikatir kertas lakmus. Menambahkan 3 tetes indikator phenolftalein.
c. Mencatat
keadaan awal (skala) dalam buret. Teteskan 1ml
larutan NaOH dari buret ke dalam larutan HCl denagn hati-hati. Mengukur
pH larutan
d. Melanjutkan
titrasi sampai perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda. Mengukur ph
larutan.
e. Mencatat
keadaan akhir buret dan volume NaOH yang dipakai
f. Menambahkan
lagi 1 ml larutan NaOH dari buret dan mengukur pH larutan , dan mengulangi
titrasi paling sedikit dua kali.
4.
Hasil pengamatan
No
|
Titrasi
|
Pembacaan Buret (ml)
|
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
2
3
|
I
II
III
|
0,00
6,10
12,10
|
5,10
11,10
17,50
|
No
|
Tirasi
|
PH larutan
|
||
Awal
|
Titik
ekuivalen
|
Titik akhir
titrasi
|
||
I
|
Asam
|
Netral
|
Basa
|
|
II
|
Asam
|
Netral
|
Basa
|
|
III
|
Asam
|
Netral
|
Basa
|
5.
Pembahasan
Kadar keasaman suatu senyawa dapat dihitungan menitrasi asam atau basa
dengan menggunakan metode asidimetri dan alkalidimetri. Pada percobaan ini
dibahas tentang bagaimana suatu senyawa dapat dihitung kadarnya dengan
menggunakan metode alkalimetri. Metode alkalimetri adalah penitrasian suatu
asam dengan menggunakan larutan baku basa sebagai titran. Titik terakhir
titarasi ditandai dengan perubahan warna pada larutan titer yang ditambahkan
indikator.
Pada percobaan ini digunakan sampel asam klorida yang akan dihitung
kadar keasamannya dengan menggunakan larutan baku NaOH. NaOH digunakan sebagai
larutan standar dalam penentuan kadar asam, karena NaOH merupakan basa kuat.
Indikator tang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator phenolftalain
yang dipake dalam penentuan senyawa asam yang ditandai dengan perubahan warna
dari bening menjadi pink.indikator phenolftalain digunakan dalam penentuan asam
karena trayek pH untuk indikator phenolftalein yaitu 8,3-10,0.
Larutan asam klorida yang telah ditambahkan 3 tetes phenolftalain
berubah warna menjadi pink dan bersifat asam. Kemudian ditambahkan NaOH sampai
larutan berubah menjadi ungu sebanyak 5,1 ml dan bersifat netral. Pada saat
penambahan 5,1 ml NaOH larutan bersifat
netral karena jumlah mol ion OH- yang ditambahkan kelarutan sama
dengan jumlahmol ion H+ yang semula ada. Kemudian ditambahkan 1ml
NaOH dan lautan bersifat basa karena jumlah mol OH- lebih nayak
dibandingkan jumlah mol ion H+.
Maka pada akhir titrasi larutan bersifat
basa.
6.
Kesimpulan
a. Tirasi
pertama volume NaOH yang digunakan sebanyak 6,10ml.
b. Keadaan
awal buret yaitu 0,00,keaadaan akhir sebanyak 17,50ml.
c. NaOH
yang digunakan sebanyak 18,5ml.
d. Pada
setiap titrasi(1-3) keadaan awalnya bersifat asam,setelah ditambah 3 tetes phenolftalain,kemudian
ditambah NaOH bersifat netral,dan ditambahkan 1ml NaOH sehingga keadaan
akhirnya bersifat basa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat banyak aplikasi dan manfaat asam basa dalam kehidupan baik
dalam lingkungan sekitar atau pun dalam bidang induatri salah satu contoh asam
dan basa dalam kehidupan lingkungan sekitar yaitu asam terdapat dalam
buah-buahan seperti jeruk, dan basa terdapat dalam sabun yang sehari-harinya
kita gunakan.
3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak
terdapat contoh asam basa, oleh sebab itu kami sebagai penulis mengharapkan
kepada pembaca untuk tidak berhenti untuk mencari bahan bacaan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Lilis.2012.Manfaat Asam Dan Basa(Onlain). Http://Lilisbogspot.Com2012/9/16. Diakses Pada 4November2014
Dwi,Riris.2012.Asam Basa Dalam Kehidupan
Sehari-Hari.(Online). Http://Ririsdwi
Blogspot.Com2012/6/12. Diakses Pada 4November2014.
Lidiawati,Dewi dkk.2012.Laporan
Praktikum Netralisasi Asam Basa. Palopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar