Kamis, 26 November 2015

reaksi redoks



Reaksi redoks
1.      Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai bilangan positif atau negatif yang menunjuk pada muatan suatu spesies bila elektron-elektron dianggap terdistribusi pada atom-atom menurut aturan tertentu. Aturan terdistribusi ini dalah secara ionik bagi spesies heteronuklir yang artinya terjadi perpindahan elektron kepada atom yang lebih bersifat elektronegatif, dan secara kovalen murni bagi spesies homonuklir.
 Bilangan oksidasi dapat ditentukan menurut aturan berikut:
1.      Bilanagn oksidasi untuk setiap atom unsur adalah nol.
2.      Bilangan oksidasi on monoatomik adalah sama dengan muatan ion yang bersangkutan.
3.      Jumlah aljabar bilanga oksidasi suatu spesies poliatomik netral adalah nol, dan suatu spesies ion poliatomik sama dengan muatan ion yang bersangkutan.
4.      Dalam suatu senyawa, unsur yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi negtif dan unsur yang lebih elektropositif mempunyai bilangan oksidasi positif.
5.      Untuk suatu senyawa dalam molekulnya tersusun lebih dari satu atom yang sama, dikenal adanya bilangan oksidasi rata-rata maupun bilangan oksidasi individual bagi masing-masing atom berdasarkan ikatannya.
Contoh:

H2O                              H             O               H         
Biloks                                      +1                -2                    +1

















2.      Persamaan Reaksi Redoks
Pemahaman tradisional tentang Reaksi redoks yaitu:
1.      Reaksi oksidasi adalah rekasi pengikatan oksigen, atau pelepasan hidrogen atau atau pelepasan elektron.
2.      Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen atau pengikatan hidrogen atau pengikatan elektron.
Sedangkan pengertian lain rekasi oksidasi adalah reaksi kenaikan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
            Kedua reaksi ini selalu terjadi secara bersamaan, serentak, artinya ada spesies yang teroksidasi dan spesies yang lainnya tereduksi.
Sebagai contoh :
Sebatang tembaga dicelupkan kedalam larutan perak nitrat, maka lapisan putih mengkilat pada permukaan bantang tembaga dan larutan berubah menjadi biru. Dalam hal ini bilangan oksidasi tembaga naik dari nol menjadi +2 dan bilangan oksidasi perak turun dari +1 menjadi nol. Artinya tembaga mengalami oksidasi dan perak mengalami reduksi.
Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
            Cu(s)     +          2AgNO3(ag)                         Cu(NO)3(aq)           + 2 Ag(s)
Atau     Cu(s)     +          2 Ag+(ag)                                           Cu2+(aq)             +2 Ag(s)
Reaksi redoks ini sering dinyatakan dengan penulisan setengah reaksi terpisah, pelepasan elektron sebagai oksidasi dan penangkapan lektron sebagai reduksi:
Oksidasi          : Cu(s)                                            Cu2+(aq) + 2e
Reduksi            : 2 Ag+(ag)   +2e                         2 Ag(s)

Contoh lain:
H2S(g) + 2Fe3+(aq) + 2H2O(l)                               S(s) +  2Fe2+(aq) + 2H3O+(aq)
Biloks          -2            +3                                                                        0              +2

Oksidasi:          H2S(g)      +      2H2O(l)                               S(s) +  2H3O+(aq) + 2e
Reduksi:           2Fe3+(aq) +       2e                               2Fe2+(aq)


Contoh:
            Fe2+(ag)              +          MnO4-(ag)                             Fe3+(ag) + Mn2+(ag)
Untuk menyelesaikan reaksi redoks tersebut diperlukan beberapa langkah:

1.      Mengenalai dua setengah reaksi yaitu penurunan bilangan oksidasi besidan kenaikan biloks mangan:
Oksidasi:          Fe2+(aq)                                          Fe3+(ag)
Reduksi:           MnO4-(ag)                                  Mn2+(ag)
2.      Menyetarakan jenis atom yang langsung terlibat. Dalam hal ini besi dan mangan.
3.      Menyetarakan jumlah atom-atom yang lain. Karena reaksi ini terjadi didalam air maka perlu melibatkan H2O maupun H3O- atau (H+) dalam suasana asam atau OH- dalam suasana basa.
a.       Dalam suasana asam pihak yang kekurangan atom O ditambahkan molekul H2O sebanyak kekurangannya, dan pihak yang kekurangan atom H ditambahkan ion H+ atau H3O- sebayak kekurangannya.
b.      Dalam suasana basa pihak yang kelebihan atom O ditambahkan molekul H2O sebanyak kelebihannya dan pihak lawan ditambahkan ion OH-.
            Sehingga diperoleh dalam reaksi tersebut (suasana asam):
            Reduksi : MnO4-(ag) + 8H+                                 Mn2+(ag) + 4H2O(l)
4.      Langkah selanjutnya adalah menyetarakan muatan elektron.
Oksidasi:          Fe2+(aq)                                                  Fe3+(ag) + e
Reduksi:           MnO4-(ag) + 8H+ + 5e                            Mn2+(ag) + 4H2O(l)
5.      Langkah terakhir adalah menyetarakan jumlah elektron yang terlepas pada setengan reaksi oksidasi dengan jumlah elektron yang ditangkap pada setengah reaksi tersebut menjadi satu persamaan redoks.
Oksidasi:          Fe2+(aq)                                                  Fe3+(ag) + e  x 5
Reduksi:           MnO4-(ag) + 8H+ + 5e                            Mn2+(ag) + 4H2O(l)
MnO4-(ag) + 8H+ + Fe2+(aq)                     Mn2+(ag) +  5Fe3+(ag) + 4H2O(l) 





Contoh lain dalam suasana basa
            Cl2(aq)                            Cl-(aq)  +  ClO3-(aq)
1.      Oksidasi:  Cl2(aq)                          ClO3-(aq)
Reduksi:   Cl2(aq)                          Cl-(aq)
2.      Oksidasi:  Cl2(aq)                          2ClO3-(aq)
Reduksi:   Cl2(aq)                          2Cl-(aq)
3.      Karena dalam suasana basa maka:
Cl2(aq)    + 12 OH-                     2ClO3-(aq) + 6 H2O(l)
4.      Oksidasi: Cl2(aq)             + 12 OH-                     2ClO3-(aq) + 6 H2O(l) + 10 e
Reduksi: Cl2(aq) + 2e                               2Cl-(aq)
5.      Oksidasi: Cl2(aq)             + 12 OH-                     2ClO3-(aq) + 6 H2O(l) + 10 e
Reduksi: Cl2(aq) + 2e                               2Cl-(aq) x 5
6Cl2(aq) + 12 OH-                         2ClO3-(aq) + 6 H2O(l) + 10 Cl-(aq)

3.      Aspek kuantitatif setengah reaksi
a.       Potensial reduksi
Nilai potensial reduksi setiap setengah reaksi dapat ditentukan dan sebagai contoh:
Cu2+(aq) + 2e                             Cu(s)                         Eo =+ 0,34 V
Cu(s)                                        Cu2+(aq) + 2e Eo = - 0,34 V
Berlangsung spontan tidaknya suatu reaksi redoks dapat diramalkan melalui nilai potensial reduksi masing-asing setengah reaksinya. Agar reaksi redoks berjalan spontan jumlah potensial reduksi standar kedua setengah reaksi yang bersangkutan harus berharga positif. Sebagai contoh:
Cu2+(aq) + 2e                             Cu(s)                         Eo =+ 0,34 V
2Ag+(ag) + 2e                              2Ag(s)                     Eo =+ 0,80 V
Reaksi redoks yang mungkin adalah reduksi Ag+ oleh logam Cu atau oksidasi Cu oleh ion Ag+. Dengan persamaan:
2Ag+(ag) + 2e                              2Ag(s)                     Eo =+ 0,80 V
    Cu(s)                                     Cu2+(aq) + 2e              Eo =- 0,34 V
                                                                                                          +
                                                                        ∆Eo= +0,46 V
Jadi jika satu sel dibangun oleh Cu(s)  Cu2+(aq) ║Ag+(aq)   Ag(s)
            Dengan nilai potensial standar ∆Eo= +0,46 V. Cara penulisan lambang sel ini adalah anode ║katode. ║adalah jembatan garam penghubung,              adalah pembatas fase yang berbeda dan jika fasenya sama maka dipisahkan dengan tanda koma.
                                               
b.      Sel kosentrasi
Variasi nilai potensial terhadap konsentrasi dinyatakan dalam bentuk persamaan nernst:
E=Eo - ln  atau E=Eo log
dengan:
R= tetapan gas ideal 8,31 VC mol-1K-1
T=temperatur (kelvin)
n= jumlah mol
F= tetapan fareday 9,65x 104C mol-1
Eo=potensial reduksi standar (1 mol L-1 untuk larutan dan tekanan 100 kPa untuk gas)
Contoh:
MnO4-(ag) + 8H+ + 5e                              Mn2+(ag) + 4H2O(l) Eo= +1,70V
Dalam kondisi asam[H+] = 1 mol/L dan T=298 K, [MnO4-] = 1 mol/L.
Sehingga menurut persamaan nernst diperoleh:
E=+1,70V – ln
E=+1,70V –5,13x 10-3V ln
E=+1,70V –5,13x 10-3V ln 1x1032
E= +1,32 V
c.       Potensial eletronde sebagai fungsi termodinamik
Hubungan potensial dengan energi bebas dinyatakan dengan
∆G= - nFEo
Dengan:
∆G= perubahan energi bebas standar
n= jumlah mol elektron yang teribat
F= tetapan fareday J V-1mol-1
E0= potensial elektrode standar
2Ag+(ag) + 2e                                     2Ag(s)                     ∆Go=-2F(+ 0,80) V
 Cu(s)                                              Cu2+(aq) + 2e              ∆Go =-2F(- 0,34 )V +
2Ag+ (ag) + Cu(s)  2Ag(s) + Cu2+(aq)            ∆Go=-0,92 FV
Jadi proses redoks tersebut memiliki energi bebas standar sebesar
Eo= - ∆Go/ nF
   = -(0,92FV)/2F = +0,46V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar