Minggu, 10 Januari 2016

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UNIT IV ISOLASI DAN INOKULASI MIKROBA



LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
UNIT IV
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROBA

















NAMA            : DEWI LIDIAWATI
NIM                : 1203410001
KELOMPOK: 1






PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Mikroorganisme mampu tumbuh dengan baik dimanapun, apabila tersedia media atau makanan sebagai substratnya.  Suatu mikroba yang hidup dialam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni, tetapi pada umumnya dalam bergabung dengan mikroba lainnya, untuk mengidentifikasi mikroba, termasuk pengujian morfologi, dan fisiologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya, jadi isolasi adalah memindahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan dapat menjadi suatu biakan murni (Rosmawati, dkk., 2012). Isolasi mikroorganisme bertujuan untuk memisahkan jenis mikrobia tertentu dari kumpulan mikrobia lainnya, sehingga diperoleh biakan yang benar-benar murni (Tim Dosen Mikrobiologi UNCP, 2015).
        Proses isolasi mikrobia memiliki berbagai jenis cara atau proses yang berbeda bergantung pada jenis mikroba yang akan diisolasi, untuk itu diperlukan teknik yang benar agar terhindar dari kesalahan yang mengakibatkan sampel menjadi bias. Beberapa prinsip pengambilan sampel antara lain adalah sampel yang diambil merupakan perwakilan dari keseluruhan bagian yang diteliti, sampel yang diambil benar-benar dari sumbernya dan sampel tetap terjaga kondisinya seperti saat pengambilan hingga dilakukan tahap pembiakan dan analisa sampel (Tim Dosen Mikrobiologi UIN, 2014). Misalnya prosedur pengambilan mikrobia pada sampel tanah contohnya mikroorganisme rhizosfer maka sampe diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran (Tim Dosen Mikrobiologi UNCP, 2015).
       Sampel yang telah diisolasi selanjutnya dapat dibiakan pada media yang disebut inokulasi mikrobia. Seperti halnya isolasi bakteria, inokulasi pun memiliki beragam teknik penanaman seperti:
1.      Teknik penanaman dari suspensi
a.       Agar tabur ulas
b.      Agar tuang

2.      Teknik penanaman dengan olesan
a.       Goresan sinambung
b.      Goresan T
c.       Goresan kuadaran
(Tim Dosen Mikrobiologi UNCP, 2015).

1.2  Tujuan
       Adapun tujuan dari praktikum ini adalah memisahkan mikrobia dari campuran sehingga didapatkan kultur murni.

1.3  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:
1.      Dapat mengetahui langkah-langkah isolasi mikrobia
2.      Dapat mengetahui berbagai teknik penanaman mikrobia
3.      Dapat menghitung koloni mikrobia yang di inokulasi.


















BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1  Waktu dan Tempat
        Praktikum pembuatan media ini dilaksanakan pada hari jumat hingga senin, 27-30 November 2015. Di laboratorium Sel dan Jaringan Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo.

2.2  Alat dan Bahan
1.      Alat
Tabung reaksi
Erlemeyer
Bunsen
Kompor
Pipet tetes
Cawan petri
Gelas ukur
Autoklaf
Inkubator
Plastik kreb
2.      Bahan
a.       Nutrien agar
b.      Sampel air galon
c.       Kapas steril
d.      Alkohol
e.       Air

2.3  Prosedur Kerja
Prosedur kerja dimulai dengan melakukan pengenceran pada sampel hingga 10-3.
1)      Mengambil 9 mL aquades dan memasukkan kedalam tabung reaksi, sebanyak tiga tabung reaksi dan memberikan label pada setiap tabung reaksi mulai dari 10-1, 10-2, 10-3.
2)      Kemudian mengambil sampel air galon sebanyak 1 mL dan memasukkannya kedalam tabung 1 (10-1), kemudian dihomogenkan.
3)      Kemudian mengambil 1 mL larutan pada tabung 1(10-1), dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 2(10-2), dan dihomogenkan.
4)      Pengenceran  10-3 dilakukan dengan memipet 1mL larutan pada tabung reaksi 2 dan dihomogenkan.
Tahap inokulasi
Proses inokulasi pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan teknik agar tuang.
a)      Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
b)      Memanaskan media nutrien agar hingga tidak membeku.
c)      Menyemprotkan alkohol pada meja, tangan, dan beberapa peralatan.
d)     Menyiapakan 4 cawan petri yang telah diberi label 10-1(1), 10-1(2), 10-2(1), 10-2(2), yang berarti dilakukan 2 kali pengulangan setiap sampelnya.
e)      Memipet 1 mL sampel pada tabung pengenceran 10-1 dan memasukkan kedalam cawan petri 10-1(1), selanjutnya memipet 1 mL lagi sampel pada tabung pengenceran 10-1 dan memasukkan kedalam cawan petri 10-1(2).
f)       Memipet 1 mL sampel pada tabung pengenceran 10-2 dan memasukkan kedalam cawan petri 10-2(1), selanjutnya memipet 1 mL lagi sampel pada tabung pengenceran 10-2 dan memasukkan kedalam cawan petri 10-2(2).
g)      Memasukkan media nutrien agar yang telah diencerkan sebelumnya, pada masing-masing cawan hingga menutupi bagian dasar permukaan cawan, lalu menggoyang-goyangkan cawan hingga media nutrien agar homogen dengan sampel yang dimasukkan.
h)      Menutup semua pinggir cawan menggunakan plastik kreb, dan memasukkan semua cawan yang telah berisi media dan sampel kedalam inkubator selama 3x24 jam, selanjut menghitung jumlah sel mikroobia yang tumbuh dalam cawan.
i)        Semua tahapan mulai d-g dilakukan dengan mendekatkan semua perlakukan pada bunsen.








BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hasil Pengamatan
       Tabel hasil pengamatan:
No.
Pengenceran
Cawan 1
Cawan 2
1
10-2
286
208
2
10-3
230
230

3.2  Pembahasan
       Proses isolasi sampel mikroba beragam caranya, berganutung pada jenis mikroba yang akan diisolasi dan pada habitat apa mikroorganisme ini tumbuh. Setelah sampel diisolasi, sampel diencerkan hingga pengenceran 10-3. Pengenceran bertingkat bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan (Tim Dosen Mikrobiologi UNCP, 2015), dalam praktikum ini sampel yang digunakan adalah sampel pengenceran 10-2, dan 10-3 dengan masing-masing dua perlakuan dalam setiap proses inokulasi. Prinsip pengenceran digunakan perbandingan berat sampel dengan volume aquades 1: 9. Sampel yang mengandung bakteri dimasukkan kedalam tabung pengenceran pertama (10-1) secara aseptis untuk menghidari adanya kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Selanjutnya tabung dikocok hingga homogen. Perbandingan yang sama dilakukan untuk tabung penengceran 10-2 dan 10-3.
       Selanjutnya tahab inokulasi dimulai dengan memipet sampel kedalam dua buah cawan petri masing-masing 1mL dari pengenceran 10-2 dan memasukkan media nutrien agar secukupnya hingga menutupi bagian dasar cawan petri dan mengoyang-goyangkan cawan dengan tujuan agar media NA yang dituang dapat merata pada permukaan cawan selanjutnya menutup pinggiran cawan dengan plastik krab dengan tujuan agar mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak dapat masuk kedalam cawan, perlakuan yang sama untuk sampel pengenceran 10-3. Selanjutnya semua cawan dimasukkan kedalam inkubator selama 3 x 24 jam dan menghitung jumlah sel mikroba yang tumbuh.
         Setelah diinkubasi selama 3 x 24 jam diperoleh 286 sel mikroba pada pengulangan 1 pengenceran 10-2 dan 208 sel pada pengulangan 2 pengenceran 10-2, sedangkan pada pengenceran 10-3 diperoleh 230 pada pengulangan 1 sel dan 230 sel pada pengulangan 2, dengan rata-rata jumlah sel 1273,5 x 102. Secara teori seharusnya jumlah sel yang dihasilkan pada pengenceran 10-2 harus lebih besar didandingkan dengan pengenceran 10-3 karena sesuai dengan tujuan pengenceran adalah untuk mengurangi jumlah sel yang terkandung dalam sampel, namun dalam praktikum ini diperoleh jumlah sel 208 pada pengulangan 2 pengenceran 10-2 yang menunjukkan bahwa jumlah sel lebih banyak pada pengenceran 10-3 yang mencapai 230. Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan pipet tetes yang berulang pada setiap perlakuan sehingga menyebabkan mikroba ikut kembali masuk hingga proses terakhir.


















BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

4.1  Simpulan
        Berdasarkan hasil inokulasi diperoleh 1273,5 x 102 jumlah sel mikroba dari total pengulangan yang dilakukan.

4.2  Saran
       Tetap menjaga sterilisasi setiap tahapan yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan adanya paparan mikroorganisme yang tidak diinginkan.


















DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, Vita R. 2014. Petunjuk Praktikum M.K. Mikrobiologi Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mirsadiq, Lucky. 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rosmawati, D. Cahyani, B. Jayadi, L.A. Pringgawangsa, N. Riski, Z. Kayanti. 2012. Laporan Tetap Praktikum Mikrobiologi Umum. Universitas Mataram.

Tim Dosen Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Tim Dosen Mikrobiologi Fakultas Sains UNCP. 2015. Penuntun praktikum mikrobilogi. Universitas Cokroaminoto Palopo.































LAMPIRAN
1.      Analisis Data
No.
Pengenceran
Cawan 1
Cawan 2
Jumlah Koloni Rata-rata
1
10-2
286
208
247 x 102
2
10-3
230
230
230 x 103

Karena salah satu cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250 maka jumlah koloni rata-rata yang kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya.
Maka Angka Lempeng Total adalah :
 x 102 =  1273,5 x 102
2.      Foto-foto Praktikum






Gambar 1. Pengenceran                    Gambar 2. Penuangan median kedalam cawan





 

Gambar 3. P1 pengenceran 10-2                      Gambar 4. P2 pengenceran 10-2         







Gambar 5. P1 pengenceran 10-3                      Gambar 6. P2 pengenceran 10-3
Gambar 7. Pengehitungan jumlah sel pada semua perlakuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar